Dengan mendekati Ilahi, kekosongan di dalam hati yang amat misteri itu terisi. Rasa takut hilang. Rasa gundah sirna. Rasa gelisah musnah. Rasa resah punah.
Yang ada hanyalah ketenangan.
Ketenangan yang ditunjukkan Bilal bin Rabah RA saat batu menghempap atas dadanya.
Ketenangan yang ditunjukkan Suhaib Ar-Rumy RA saat mengorbankan seluruh hartanya.
Ketenangan yang ditunjukkan Bara' bin Malik RA saat dia melemparkan dirinya ke kubu musuh.
Ketenangan yang ditunjukkan oleh Sa'ad bin Abi Waqqas RA saat dia ingin merentas sungai yang besar dan dalam.
Ketenangan yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW, saat dia hanya berdua bersama Abu Bakr di dalam Gua Tsur.
Hingga ke tahap nyawa di hujung tanduk, ketenangan itu tetap wujud sebagai mana yang ditunjukkan oleh Khubaib ibn 'Adi RA, saat tubuhnya dilapah hidup-hidup oleh Abu Jahal, dan juga apa yang ditunjukkan oleh Ali ibn Abi Talib RA saat dia menggantikan tempat tidur Rasulullah SAW.
Apatah lagi sekadar kehidupan kita.
Ketenangan, rasa selamat, rasa bahagia, rasa aman yang abadi ini, yang terwujud walau saat kesukaran dan kegelisahan yang tinggi ini, hanya akan didapati apabila merapat dengan Ilahi. Inilah hakikatnya yang kita cari-cari.
Dan pada Ilahi adalah tempat untuk kita menuntutnya kini.
Maka dekatilah Allah. Bukan semata-mata di dalam solat dan ibadah kita di masjid, bukan semata-mata di dalam qiam kita di tengah malam. Tetapi juga di tengah pejabat kita, di meja makan kita, di rumah kita, di tengah tempat belajar kita, di tengah padang permainan kita, di taman-taman rekreasi kita.
Mendekati Allah, tunduk kepadaNya, sepanjang masa dan Ketika. Kehidupan kita sendiri, kita bina atas apa yang diredhaiNya.
Yang ada hanyalah ketenangan.
Ketenangan yang ditunjukkan Bilal bin Rabah RA saat batu menghempap atas dadanya.
Ketenangan yang ditunjukkan Suhaib Ar-Rumy RA saat mengorbankan seluruh hartanya.
Ketenangan yang ditunjukkan Bara' bin Malik RA saat dia melemparkan dirinya ke kubu musuh.
Ketenangan yang ditunjukkan oleh Sa'ad bin Abi Waqqas RA saat dia ingin merentas sungai yang besar dan dalam.
Ketenangan yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW, saat dia hanya berdua bersama Abu Bakr di dalam Gua Tsur.
Hingga ke tahap nyawa di hujung tanduk, ketenangan itu tetap wujud sebagai mana yang ditunjukkan oleh Khubaib ibn 'Adi RA, saat tubuhnya dilapah hidup-hidup oleh Abu Jahal, dan juga apa yang ditunjukkan oleh Ali ibn Abi Talib RA saat dia menggantikan tempat tidur Rasulullah SAW.
Apatah lagi sekadar kehidupan kita.
Ketenangan, rasa selamat, rasa bahagia, rasa aman yang abadi ini, yang terwujud walau saat kesukaran dan kegelisahan yang tinggi ini, hanya akan didapati apabila merapat dengan Ilahi. Inilah hakikatnya yang kita cari-cari.
Dan pada Ilahi adalah tempat untuk kita menuntutnya kini.
Maka dekatilah Allah. Bukan semata-mata di dalam solat dan ibadah kita di masjid, bukan semata-mata di dalam qiam kita di tengah malam. Tetapi juga di tengah pejabat kita, di meja makan kita, di rumah kita, di tengah tempat belajar kita, di tengah padang permainan kita, di taman-taman rekreasi kita.
Mendekati Allah, tunduk kepadaNya, sepanjang masa dan Ketika. Kehidupan kita sendiri, kita bina atas apa yang diredhaiNya.

No comments:
Post a Comment